MEMBIASAKAN
PERILAKU TERPUJI
MAKALAH
Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran PAI (Pendidikan Agama
Islam)
Oleh
:
Utari
Ayuningtias
Kelas
:
XII
IPA 8
Kelompok
2 :
Alia,
Desy M, Elsi, Nuraini, Vika
SMA
NEGERI 16 BANDUNG
2013-2014
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke khadirat
Allah swt, karena atas rahmat dan karunianya makalah yang berjudul
“Membiasakan Perilaku Terpuji” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini menjadi bahan materi
yang di peruntukkan bagi siswa SMA kelas XII untuk mata pelajaran pendidikan
agama islam. Makalah ini dibuat sebagai upaya penyelesaian tugas mandiri yang
telah di berikan oleh guru pengajar sekaligus menjadi menjadi bahan materi yang
dapat dipelajari oleh siswa-siswi. Dan dibuatnya makalah ini, memberikan
pemahaman dan sebagai analisis tentunya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini, tak lupa saran dan kritik dari pembaca terhadap makalah ini selalu saya
harapkan.
Bandung,
21 januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Persatuan dan Kerukunan
2.2 Menjaga Persatuan dan Kerukunan
2.3 Penerapan Perilaku
2.4 Nilai Positif Persatuan dan Kesatuan
2.5 Perilaku Terpuji Persatuan dan kesatuan
2.6 Perilaku Persatuan dan Kerukunan dalam
Kehidupan Sehari-hari
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pengertian akhlak itu bermacam-macam pendapat. Akhlak
pada umumnya menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu
sangat penting bagi manusia. Akhlak manusia itu ada dua, yaitu akhlak yang baik
dan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan kehendak manusia dan sumber akhlak pun
bermacam-macam. Untuk meraih kesempurnaan akhlak, seseorang harus melatih diri
dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang harus melatih diri dan membiasakan
diri berfikir dan berkehendak baik. Akhlak seseorang bukanlah tindakan yang
direncankan pada saat-saat tertentu saja. Akhlak juga merupakan keutuhan
kehendak dan perbuatan yang melekat pada seseorang yang akan tampak pada
perilakunya sehari-hari.
Akhlak
juga memiliki istilah lain yaitu etika, moral dan kesusilaan. Akhlak itu
tersumber dari agama dan dari bukan agama. Akhlak bagi manusia itu sangatlah
penting, karena sifat seseorang itu akan terlihat dari akhlaknya. Banyak
manfaat yang didapat dari ilmu tentang akhlak. Kerukunan adalah adanya
suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda
secara suku, agama, ras, dan golongan. Kerukunan juga bisa bermakna suatu
proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakkerukunan serta
kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta
tenteram (berhubungan dengan Pancasila sila 1 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud
dengan Akhlak Persatuan dan Kerukunan?
2. Bagaimana penerapan
Akhlak Persatuan dan Kerukunan dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa nilai positif
dari Akhlak Persatuan dan Kerukunan?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar
belakang diatas dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
pengertian Akhlak Persatuan dan Kerukunan.
2. Untuk
mengetahui bagaimana penerapan Akhlak Persatuan dan Kerukunan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Untuk
mengetahui nilai positif dari Akhlak Persatuan dan Kerukunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Persatuan dan Kesatuan
a. Pengertian
Persatuan
Didalam
kamus besar bahasa Indonesia, arti persatuan adalah gabungan yang terdiri atas
bagian yang telah bersatu. Umat islam, kususnya di Indonesia hidup rukun dan
damai, maka Insyaallah persatuan bangsa Indonesia akan dapat terwujud.
b. Pengertian
Kerukunan
Didalam
kamus besar bahasa Indonesia, kata dasar kerukunan adalah rukun yang artinya
hubungan persahabatan, damai dan tidak saling berselisih. Oleh karena itu tugas
pemimpin didalam pemerintah antara lain adalah berusaha menciptakan kerukunan
hidup beragama.
Dengan
demikian persatuan dan kerukunan merupakan gabungan dari berbagai macam unsur
yang berbeda yang diikat menjadi satu ikatan yang menyatu yang lebih
mengutamakan aspek kesamaan dibandingkan perbedaan. Dengan kata lain berbicara
persatuan dan kerukunan berarti lebih banyak berbicara kesamaan dan
mengesampingkan perbedaan.
Persatuan
kan kerukunan merupakan aspek penting kehidupan. Rasulullah yang mampu
menyatukan kaum anshar dan muhajirin yang memiliki latar bekajang perbedaan
baik secara sosial, politik, geografis maupun secara budaya. Secara perbedaan
itu beliau ikat dalam ikatan keimanan yang ternyata jauh lebih kokoh dan abadi
dibandingkan dengan ikatan-ikatan primordialisme (dasar) yang lainnya. Bahkan
jauh lebih kuat dibandingkan ikatan darah sekalipun. Ikatan keimanan ini
kemudian tumbuh menjadi ukhuwah islamiyah yang sebuah istilah menunjukkan
persaudaraan antara sesama muslim diseluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna
kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan.
2.2 Menjaga
Persatuan dan Kerukunan
a. Cara menjaga persatuan dan kerukunan
Menurut
yunahar ilyas agar persatuan dan kerukunan dapat tegak dan kokoh diperlukan
empat panyangga penting yaitu:
·
Ta’aruf, artinya saling mengenal baik secara fisik, latar belakang
pendidikan, budaya, keagamaan termasuk ta’aruf pemikiran, ide-ide, cita-cita
dan ta’aruf problem kehidupan yang dihadapi
·
Tafahum, artinya memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan
kelamahan masing-masing sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman dapat
dihindari.
·
Ta’wun, artinya saling tolong menolong yaitu yang kuat menolong yang
lemah, yang kaya menolong yang miskin dan sebagainya
·
Takaful artinya saling memberikan jaminan sehingga menimbulkan rasa
aman. Dengan adanya saling memberikan jaminan maka tidak ada kekhawatiran dan
kecemasan antar sesama.
b. Perbuatan yang merusak persatuan dan
Kerukunan
Agar
persatuan dan kesatuan tetap utuh maka kita harus menghindari perbuatan yang
dapat merusak persatuan dan kesatuan sebagaimana yang Allah jelaskan dalam
Al-Qur’an (Q.S. Al Hujarat:12)
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.”
Dari ayat diatas apa
yang menyebabkan runtuhnya persatuan dan kerukunan?
·
Memperolok-olok orang lain baik laki-laki maupun perempuan
·
Mencaci orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan
·
Memanggil orang lain dengan gelar-gelar yang tidak disukai
·
Berburuk sangka
·
Mencari kesalahan orang lain
·
Menggunjing
2.3 Penerapan Perilaku
a. Selalu bertutur kata yang santun dan menghindari
perkataan yang menyakitkan orang lain
b. Karena tersenyum karena hal tersebut
termasuk sedekah dan dapat melembutkan hati seseorang
c. Tidak suka membuka aib orang lain dan
selalu berusaha mendamaikan persengketaan
d. Mampu menghindari diri dari hasutan dan
usaha untuk mengadu domba dan bermusuhan
e. Bersikap ikhlas bila membantu orang
yang membutuhkan
f. Tidak membeda-bedakan pergaulan atas
dasar status sosial atau kekayaan, akan tetapi bergaul dengan orang yang saleh
dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas
g. Tidak suka berburuk sangka atau menuduh
orang lain karena akan menimbulkan perasaan sakit hati. Akan tetapi apabila
terjadi sebaliknya terhadap diri kita, maka maafkanlah dan do’akan agar mereka
menyadari kesalahannya.
2.4 Nilai
Positif Sikap Persatuan dan Kerukunan
Mengandung manfaat atau hikmah yang
cukup besar bagi setiap orang yang mengamal kanny, antara lain:
a.
Persatuan dan kerukunan umat merupakan awal dan fondasi terjalin nya ukhuwah
dalam masyarakat.
b.
Memperkukuh persatuan dan kesatuan yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai
cita-cita yang tinggi dan mulia.
c.
Memudahkan seseorang untuk mengais rezeki, sebab dengan sikap ini akan
menjadikan kehidupan tenang serta membangun kerjasama dan merentas jalan untuk
memperoleh rezeki.
d.
Menimbulkan ketentraman dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.
e.
Menjadi pilar utama untuk memberdayakan potensi dan membangun masyarakat kearah
yang lebih maju dan berperadaban.
f.
Menjadi tolak ukur solidaritas kemanusiaan yang akan mengantar kan kea rah
kesejehteraan kehidupan dalam bermasyarakat.
g.
Memiliki dampak bagi terciptanya masyarakat yang beradab dan sebagai sarana
mendapat rahmat Allah.
2.5 Perilaku Terpuji Persatuan dan Kerukunan
Persatuan dan kerukunan sangat
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, sebab terciptanya persatuan dan
kerukunan dalam suatu negara akan menjadikan rakyat nyaman dan tenteram dalam
bekerja, menuntut ilmu, melaksanakan ajaran agama, melaksanakan pembangunan dan
lain sebagaianya. Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk membina
persatuan dan kerukunan. Firman Allah :
“Hai manusia, Sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Q.S.Al Hujurot{49}:13).
Ayat tersebut menegaskan bahwa
manfaat diciptakan manusia dengan berbeda-beda suku, bangsa adalah supaya
saling mengenal dan memberi manfaat satu dengan yang lannya.
Pada ayat lain Allah melarang hamba-Nya saling mengolok-olok kaum satu dengan
yang lainnya
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih
baik… “( Q.S. Al hujurot {49} : 11 )
2.6 Perilaku Persatuan dan Kerukunan dalam
Kehidupan Sehari-hari
Penerapan perilaku persatuan dan kerukunan dalam
kehidupan sehari-hari dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Kerukunan Umat Seagama
Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh
Allah bukan hanya untuk bangsa arab saja, melainkan untuk seluruh manusia dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Firman Allah :
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya
Aku adalah utusan Allah kepadamu semua” (Q.S. Al A’rof {7} : 158 )
Dalam perkembanganya, agama Islam
diterima oleh masyarakat yang berbeda suku, bangsa dan budaya. perberbedaan
pengetauan dan pemahaman masing-masing suku dan bangsa, mendorong munculnya
beberapa aliran dalam agama. Dalam bidang figh terdapat empat madzhab yang
sangat populer yaitu ; madzab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Keempat
madzhab tersebut masing-masing mempunyai banyak pengikutnya, termasuk bangsa
Indonesia. Dalam aqidah terdapat aliran Jabariyah, qodariyah dan Asy’ariyah, dalam
organisasi kemasyarakatan Islam ada Nahdlotul Ulama’, Muhamadiyah, Persis dan
lain sebagainya. Perbedaan paham tersebut adalah merupakan dinamika umat Islam,
sehingga islam benar-benar menjadi rahmatan lil ’alamin. Perbedaan paham bukan
menjadi penyebab permusuhan dan perpecahan umat. Rasulullah SAW telah bersabda
yang artinya “ perbedaan pendapat pada umat-Ku hendaknya menjadi rahmat”. Dan
Allah SWT berfirman :
“
Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan
Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku.” ( Q.S. Al Anbiya’ {21} : 92 ).
2. Kerukunan Antar Umat
Beragama
Toleransi antar umat beragama telah
diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada para shahabat dan seluruh
umat-Nya. Misalnya pada masa selesai perang badar, pasukan muslim telah
berhasil menawan pasukan kafir, banyak para shahabat yang menginginkan tawanan
tersebut dibunuh, namun kebijakan Rasul berbeda justru Rasul meminta agar
tawanan-tawanan perang itu dibebaskan.
Agama Islam membolehkan umatnya untuk
berhubungan dengan pemeluk agama lain, bahkan toleransi antar umat beragama
sangat dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Batasan toleransi antar umat beragama
yang dianjarkan oleh Rosul SAW adalah dalam batasan mu’amalah, yaitu hubungan
kerjasama dalam hal kemanusiaan. Sedangkan toleransi yang menyangkut dalam hal
ibadah dan aqidah Islam secara tegas melarangnya. Firman Allah :
Artinya
:
1).
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2).
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3).
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4).
Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5).
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6).
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Q.S. Al Kafirun {109} : 1 – 6
).
3. Kerukunan Umat
Beragama dengan Pemerintah
Menurut istilah agama Islam pemerinth
disebut ulil amri (yang memiliki kekuasaan atau mengurusi). Menurut ahli tafsir
ulil amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantara mereka (umat
Islam), yang meliputi pemerintah, penguasa, alim ulama dan pemimpin lainnya.
Islam mengajarkan kepada umatnya, bahwa mentaati pemerintah nilainya sama
dengan mentaati Allah dan Rasulnya. Firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu……” (Q.S. An Nisa’
{4} : 59).
Ayat tersebut mewajibkan setiap umat
Islam wajib patuh kepada pemerintah, patuh pada peraturan perundangan yang
telah ditetapkan oleh pemerinatah, selama peraturan tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip ajaran agama. Tetapi jika terdapat peraturan yang tidak sejalan
dengan prinsip ajaran agama, umat Islam wajib mengingatkan dengan cara-cara
yang baik dan bijaksana.
4. Hikmah persatuan dan kerukunan
a.
Hidup menjadi damai dan sejahtera
b.
Menambahkan sikap saling menghormati dan
menghargai
c.
Tumbuh rasa aman dalam diri setiap orang karena tidak memiliki musuh
d.
Mendorong kemajuan masyarakat
e.
Dengan persatuan dan kesaatuan bangsa menjadi kuat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku terpuji merupakan perilaku yang disukai Allah SWT,
untuk dapat menjalankan perilaku terpuji kita harus lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan ikhlas menjalaninya semata-mata karena Allah SWT. Siapa
mereka yang mengingikan hidup bahagia dunia-akhirat harus bisa berperilaku
terpuji.
Jadi dari
penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan
kesimpulan akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan yang tertatanam
dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi dalam kehidupannya sehari –
hari.
3.2 Saran
Dari
pembahasan yang telah saya sajikan diatas,saya berharap mudah – mudahan setelah
kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini, agar bisa di jadikan
sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik berhubungan
dengan Allah atau bergaul antar sesama manusia, saya berharap kepada segenap
pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus kepada materi
yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi mari kita
sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya yang membahas
masalah akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih memantapkan
pengetahuan kita mengenai pembahasan akhlak terpuji tersebut.
Daftar
Pusaka
·
http://febhriaputry08.blogspot.com/2011/12/makalah-berperilaku-terpuji.html
·
Drs.Margiono, Drs.Junaidi Anwar, Dra.Latifah, Pendidikan
Agama Islam 3 (Lentera Kahidupan) SMA Kelas XII, (YUDHISTIRA: 2007).
·
Muhammad Abdur Rozaq, S.Pd.I, Pendidikan Akhlak
SMA/SMK/MA Muhammadiyah, (Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta.:2012).